CAPAIAN PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK PK) - Sedaya Media

Breaking

Wednesday 13 October 2021

CAPAIAN PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK PK)



Apa yang dimaksud CP atau Capaian Pembelajaran? Apa dan bagaimana Pengertian Capaian Pembelajaran (CP) dan Capaian Pembelajaran Di Kurikulum Sekolah Penggerak. Berikut ini Uraian tentang Pengertian Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Capaian Pembelajaran (CP) di Kurikulum Sekolah Penggerak, Prinsip Perumusan Capaian Pembelajaran (CP) di Kurikulum Sekolah Penggerak. (Tulisan ini bersumber dari modul Sekolah Penggerak).


 Pengertian Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian  pembelajaran  (CP)  bukanlah  istilah  asing  di  dunia  pendidikan.  Di  Indonesia  sendiri, istilah CP lebih sering digunakan di dunia pendidikan tinggi.  Meski demikian istilah CP sendiri sebenarnya  tidak  merujuk  pada  satuan  pendidikan  tertentu.  CP  dikenal  juga  dengan  istilah learning achievement, achievement standard atau learning outcomes.

Capaian  pembelajaran  adalah  suatu  ungkapan  tujuan  pendidikan,  yang  merupakan  suatu pernyataan  tentang  apa  yang  diharapkan  diketahui,  dipahami,  dan  dapat  dikerjakan  oleh peserta  didik  setelah  menyelesaikan  suatu  periode  belajar  (Dikti,  2015:  1).  Kondisi  ini juga dijalankan oleh sebagian besar negara di Eropa saat ini yang saat ini menggunakan CP untuk mengungkapkan apa yang mereka harapkan agar diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik dan memahami di akhir program atau urutan pembelajaran.

Capaian  pembelajaran  biasanya  digunakan  untuk  menentukan  tingkat  kerangka  kualifikasi, menetapkan standar kualifikasi, menjelaskan program dan kursus, mengarahkan  kurikulum, dan  menentukan  spesifikasi  penilaian.  Selain  itu  capaian  pembelajaran  secara  tak  langsung akan  mempengaruhi  metode  pengajaran,  pembelajaran  lingkungan  dan  praktik  penilaian (ECFOP, 2017:14).

CP  berfokus  apa  yang  diharapkan  pada  siswa  di  akhir  pembelajaran,  hal  ini  sejalan  dengan pendekatan student  centered  dalam  dunia  pendidikan.  Kondisi  ini  juga  ditegaskan  oleh Kennedy  et.al  (2014:3)  yang  menyatakan  bahwa trend  internasional  dalam  pendidikan menunjukkan  pergeseran dari tradisional pendekatan “berpusat  pada guru” ke pendekatan “berpusat  pada  siswa”.  Model  alternatif  ini  berfokus  pada  apa  yang  diharapkan  dari  siswa yang  harus  dilakukan  di  akhir  modul  atau  program.  Oleh  karena  itu,  pendekatan  ini  biasa disebut sebagai pendekatan berbasis hasil.

Sejalan  dengan  hal  tersebut  menurut  Gosling  dan  Moon  (2001)  dalam    Mahajan  dan  Singh (2017:  65)  disebutkan  bahwa  pendekatan  berbasis  hasil  untuk  mengajar  menjadi  semakin populer  di  tingkat  internasional,  bahkan  sejumlah  negara  pun  telah  mengadopsinya  secara progresif  dalam  kerangka  kualifikasi  nasional    seperti  QAA  (Quality  Assurance  Agency  for Higher Education) di Inggris, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan.

Dalam  Keputusan  Menteri  Republik Indonesia (Kepmendikbud) Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian  Pembelajaran  Pada  Pendidikan Anak  Usia  Dini,  Pendidikan  Dasar,  Dan Pendidikan Menengah dinyatakan bahwa Capaian Pembelajaran merupakan bentuk pengintegrasian  kompetensi  inti  dan kompetensi  dasar  yang  disusun  secara komprehensif  dalam  bentuk  narasi  yang meliputi:  sekumpulan  kompetensi  dan lingkup  materi.  Sehingga  CP memungkinkan  setiap  anak.

Secara sederhana Pengertian CP atau Capaian Pembelajaran bisa didefinisikan sebagai kompetensi pembelajaran yang  harus  dicapai  peserta  didik  pada  setiap  tahap  perkembangan  peserta  didik  untuk  setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Menurut  Mahajan  dan  Singh  (2017:  65)  CP  diibaratkan  sebagai alat navigasi atau GPS. Setelah tujuan diumpankan ke perangkat GPS,  selanjutnya  pengemudi  akan  dipandu    sepanjang perjalanan  dan  membawa  pengemudi  ke  tujuan  yang disebutkan dengan benar tanpa rasa takut kehilangan arah atau salah tujuan.

Ketika  pengemudi  mengambil  rute  yang  salah,  GPS  akan memandu pengemudi dan membantu untuk Kembali pada rute semula  yang  mengarah  ke  tujuan  yang  hendak  dituju.  Sehingga  CP  adalah acuan  yang  membimbing  siswa  untuk  hasil  yang  diinginkan  dari  kegiatan pembelajaran  yang  direncanakan.  CP  juga  menunjukkan  dan  mengarahkan para  guru  jalan  yang  harus  diikuti  dan  menyadarkan  siswa  tentang  apa  yang  akan  mereka capai di akhir pembelajaran.

No comments:

Post a Comment